![]() |
(Image: Health Chronicle) |
Gambaran Umum:
Batu ginjal terbentuk jikalau konsnetrasi mineral atau garam dalam urin mencapai nilai yang memungkinkan terbentuknya kristal, yang akan mengendap pada tubulus ginjal dan ureter. Meningkatnya konsnetrasi garam-garam ini disebabkan adanya kelainan metabolisme atau efek lingkungan. Sebagian besar watu ginjal merupakan garam kalsium, fosfat, oksalat, serta asam urat. Batu ginjal lainnya yakni watu sistin, namun jarang terjadi.
Batu ginjal lebih banyak ditemukan pada orang cukup umur pria daripada orang cukup umur perempuan. Hiperkalsiuria, hiperurikosuria, hiperoksalouria, rendahnya volume dan pH urin merupakan faktor risiko terjadinya watu ginjal. Asupan cairan yang tinggi (2,5-3 liter/hari) sanggup menghasilkan paling kurang 2 liter urin/hari, sanggup mencegah terbentuknya banyak sekali jenis watu ginjal. Kebutuhan cairan bertambah dengan adanya kenaikan suhu pada lingkungan dan peningkatan aktivitas. Separuh cairan hendaknya yakni air putih.
Gejala watu ginjal yaitu adanya rasa nyeri pada abdomen, mual, muntah, nanah pada kanal kemih, dan sering buang air kecil. Penyakit ini sering kambuh kembali. Agar sanggup dilakukan upaya penyembuhan yang tepat, hendaknya dilakukan analisis terhadap jenis watu dan penyakit yang menjadi penyebabnya.
Tujuan Diet:
(1) Mencegah atau memperlambat terbentuknya kembali watu ginjal.
(2) Meningkatkan ekskresi garam dalam urin dengan cara mengencerkan urin melalui peningkatan asupan cairan.
(3) Memberikan diet sesuai dengan komponen utama watu ginjal.
Syarat Diet:
(1) Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan.
(2) Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
(3) Lemak sedang, yaitu 15-25% dari kebutuhan energi total.
(4) Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energi total.
(5) Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 liter/hari, separuhya berasal dari minuman.
(6) Pembatasan makanan sesuai dengan jenis batu.
Referensi:
Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Batu ginjal terbentuk jikalau konsnetrasi mineral atau garam dalam urin mencapai nilai yang memungkinkan terbentuknya kristal, yang akan mengendap pada tubulus ginjal dan ureter. Meningkatnya konsnetrasi garam-garam ini disebabkan adanya kelainan metabolisme atau efek lingkungan. Sebagian besar watu ginjal merupakan garam kalsium, fosfat, oksalat, serta asam urat. Batu ginjal lainnya yakni watu sistin, namun jarang terjadi.
Batu ginjal lebih banyak ditemukan pada orang cukup umur pria daripada orang cukup umur perempuan. Hiperkalsiuria, hiperurikosuria, hiperoksalouria, rendahnya volume dan pH urin merupakan faktor risiko terjadinya watu ginjal. Asupan cairan yang tinggi (2,5-3 liter/hari) sanggup menghasilkan paling kurang 2 liter urin/hari, sanggup mencegah terbentuknya banyak sekali jenis watu ginjal. Kebutuhan cairan bertambah dengan adanya kenaikan suhu pada lingkungan dan peningkatan aktivitas. Separuh cairan hendaknya yakni air putih.
Gejala watu ginjal yaitu adanya rasa nyeri pada abdomen, mual, muntah, nanah pada kanal kemih, dan sering buang air kecil. Penyakit ini sering kambuh kembali. Agar sanggup dilakukan upaya penyembuhan yang tepat, hendaknya dilakukan analisis terhadap jenis watu dan penyakit yang menjadi penyebabnya.
Tujuan Diet:
(1) Mencegah atau memperlambat terbentuknya kembali watu ginjal.
(2) Meningkatkan ekskresi garam dalam urin dengan cara mengencerkan urin melalui peningkatan asupan cairan.
(3) Memberikan diet sesuai dengan komponen utama watu ginjal.
Syarat Diet:
(1) Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan.
(2) Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
(3) Lemak sedang, yaitu 15-25% dari kebutuhan energi total.
(4) Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energi total.
(5) Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 liter/hari, separuhya berasal dari minuman.
(6) Pembatasan makanan sesuai dengan jenis batu.
Referensi:
Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
0 Response to "Diet Kerikil Ginjal (Nefrolitiasis)"
Posting Komentar