![]() |
(Image: EDZONA - Jaya Manunggal Perkasa) |
Gambaran Umum:
Luka bakar ialah suatu stress berat yang disebabkan oleh panas, arus listrik, materi kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar ialah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas ibarat api, air panas, materi kimia, listrik, dan radiasi.
Tujuan Diet:
Tujuan Diet Luka Bakar ialah untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara optimal selama proses penyembuhan, dengan cara:
(1) Mengusahakan dan mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak.
(2) Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif.
(3) Memperkecil terjadinya hiperglikemia dan hipergliseridemia
(4) Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro.
Syarat Diet:
(1) Memberikan masakan dalam bentuk cair sedini mungkin atau Nutrisi Enteral Dini (NED)
(2) Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar.
(3) Protein tinggi, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
(4) Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total. Pemberian lemak yang tinggi mengakibatkan penundaan respons kekebalan, sehingga pasien lebih gampang terkena infeksi.
(5) Karbohidrat sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total. Bila pasien mengalami stress berat jalan napas (trauma inhalasi), karbohidrat diberikan 45-55% dari kebutuhan energi total.
(6) Vitamin diberikan di atas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan, untuk membantu mempercepat penyembuhan. Vitamin umumnya ditambahkan dalam bentuk suplemen.
(7) Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Sebagian mineral diberikan dalam bentuk suplemen.
(8) Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara intensif. Pada 48 jam pertama, pinjaman cairan ditujukan untuk mengganti cairan yang hilang supaya tidak terjadi shock.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian:
(1) Diet Luka Bakar I = Diet Luka Bakar I diberikan pada pasien luka bakar berupa cairan Air Gula Garam Soda (AGGS) dan Makanan Cair Penuh dengan pengaturan sebagai berikut: 0-8 jam pertama hingga residu lambung kosong diberi AGGS dan Makanan Cair Penuh ½ kkal/ml, dengan cara drip (tetes) dengan kecepatan 50 ml/jam. 8-16 jam kemudian, jumlah energi per ml ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan yang sama. 16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah, energi ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-75 ml/menit. Diatas 24 jam kalau tidak ada keluhan kecepatan pinjaman masakan dinaikkan hingga dengan 100 ml/menit. Apabila ada keluhan kembung dan mual, AAGS dan Makanan Cair Penuh diberikan dalam keadaan dingin. Apabila muntah, pinjaman masakan tidak boleh selama 2 jam.
(2) Diet Luka Bakar II = Diet Luka Bakar II merupakan perpindahan dari Diet Luka Bakar I, yaitu diberikan segera sesudah pasien bisa mendapatkan cairan AGGS dan Makanan Cair Penuh dengan nilai energi 1 kkal/ml, serta sirkulasi cairan badan normal. Cara pemberiannya sebagai berikut: Bentuk masakan diubahsuaikan dengan kemampuan pasien, sanggup berbentuk cair, saring, lumat, lunak, atau biasa. Cairan AGGS, tidak terbatas. Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pinjaman 8 kali sehari. Volume setiap kali pinjaman diubahsuaikan dengan kemampuan pasien, maksimal 300 ml. Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pinjaman 3-4 kali sehari dan sanggup dikombinasikan dengan Makanan Cair Penuh untuk memenuhi kebutuhan gizi. Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi pinjaman diubahsuaikan dengan kemampuan pasien sehingga asupan zat gizi terpenuhi.
Luka bakar ialah suatu stress berat yang disebabkan oleh panas, arus listrik, materi kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar ialah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas ibarat api, air panas, materi kimia, listrik, dan radiasi.
Tujuan Diet:
Tujuan Diet Luka Bakar ialah untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara optimal selama proses penyembuhan, dengan cara:
(1) Mengusahakan dan mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak.
(2) Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif.
(3) Memperkecil terjadinya hiperglikemia dan hipergliseridemia
(4) Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro.
Syarat Diet:
(1) Memberikan masakan dalam bentuk cair sedini mungkin atau Nutrisi Enteral Dini (NED)
(2) Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar.
(3) Protein tinggi, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
(4) Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total. Pemberian lemak yang tinggi mengakibatkan penundaan respons kekebalan, sehingga pasien lebih gampang terkena infeksi.
(5) Karbohidrat sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total. Bila pasien mengalami stress berat jalan napas (trauma inhalasi), karbohidrat diberikan 45-55% dari kebutuhan energi total.
(6) Vitamin diberikan di atas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan, untuk membantu mempercepat penyembuhan. Vitamin umumnya ditambahkan dalam bentuk suplemen.
(7) Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Sebagian mineral diberikan dalam bentuk suplemen.
(8) Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara intensif. Pada 48 jam pertama, pinjaman cairan ditujukan untuk mengganti cairan yang hilang supaya tidak terjadi shock.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian:
(1) Diet Luka Bakar I = Diet Luka Bakar I diberikan pada pasien luka bakar berupa cairan Air Gula Garam Soda (AGGS) dan Makanan Cair Penuh dengan pengaturan sebagai berikut: 0-8 jam pertama hingga residu lambung kosong diberi AGGS dan Makanan Cair Penuh ½ kkal/ml, dengan cara drip (tetes) dengan kecepatan 50 ml/jam. 8-16 jam kemudian, jumlah energi per ml ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan yang sama. 16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah, energi ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-75 ml/menit. Diatas 24 jam kalau tidak ada keluhan kecepatan pinjaman masakan dinaikkan hingga dengan 100 ml/menit. Apabila ada keluhan kembung dan mual, AAGS dan Makanan Cair Penuh diberikan dalam keadaan dingin. Apabila muntah, pinjaman masakan tidak boleh selama 2 jam.
(2) Diet Luka Bakar II = Diet Luka Bakar II merupakan perpindahan dari Diet Luka Bakar I, yaitu diberikan segera sesudah pasien bisa mendapatkan cairan AGGS dan Makanan Cair Penuh dengan nilai energi 1 kkal/ml, serta sirkulasi cairan badan normal. Cara pemberiannya sebagai berikut: Bentuk masakan diubahsuaikan dengan kemampuan pasien, sanggup berbentuk cair, saring, lumat, lunak, atau biasa. Cairan AGGS, tidak terbatas. Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pinjaman 8 kali sehari. Volume setiap kali pinjaman diubahsuaikan dengan kemampuan pasien, maksimal 300 ml. Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pinjaman 3-4 kali sehari dan sanggup dikombinasikan dengan Makanan Cair Penuh untuk memenuhi kebutuhan gizi. Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi pinjaman diubahsuaikan dengan kemampuan pasien sehingga asupan zat gizi terpenuhi.
Bahan Makanan Dianjurkan:
Semua materi masakan sumber energi dan protein ibarat susu, telur, daging ayam, dan keju, serta gula pasir, dan sirup.
Bahan Makanan tidak Dianjurkan:
Bahan masakan hiperalergik ibarat udang.
Referensi:
Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Semua materi masakan sumber energi dan protein ibarat susu, telur, daging ayam, dan keju, serta gula pasir, dan sirup.
Bahan Makanan tidak Dianjurkan:
Bahan masakan hiperalergik ibarat udang.
Referensi:
Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
0 Response to "Diet Luka Bakar (Dlb)"
Posting Komentar