![]() |
(Image: Dr. Mark Fraiman) |
Gambaran Umum:
Diet pascabedah ialah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sehabis pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
Tujuan Diet:
Tujuan Diet Pasca-Bedah ialah untuk mengupayakan biar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan badan pasien, dengan cara sebagai berikut:
(1) Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein).
(2) Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain.
(3) Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
Syarat Diet:
Syarat Diet Pasca-Bedah ialah menunjukkan makanan secara sedikit demi sedikit mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien seperti:
(1) Pasca bedah kecil: Makanan diusahakan secepat mungkin kembali ibarat biasa atau normal.
(2) Pasca bedah besar: Makanan diberikan secara berhati-hati diadaptasi dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian:
(1) Diet Pascabedah I (DPB 1) = Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah: baik pasien pascabedah kecil dikala setelah sadar atau rasa mual hilang, maupun pascabedah besar dikala setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada gejala usus sudah mulai bekerja. Cara Memberikan Makanan yaitu selama 6 jam sehabis pembedahan, makanan yang diberikan berupa air putih, teh manis, atau cairan lain ibarat pada Makanan Cair Jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, alasannya ialah kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan Makanan Parenteral sesuai kebutuhan. Makanan berupa makanan cair jernih. Makanan diberikan secara sedikit demi sedikit sesuai kemampuan dan kondisi pasien, mulai dari 30 ml/jam.
(2) Diet Pascabedah II (DPB II) = Diet pascabedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar akses cerna atau sebagai perpindahan dari DPB I. Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan pudding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu sanggup diberikan Makanan Parenteral kalau diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin alasannya ialah zat gizinya kurang. Jenis makanan berupa makanan cair kental dengan pertolongan secara berangsur dimulai 50 ml/jam. Makanan yang tidak diperbolehkan pada diet pascabedah II ialah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.
(3) Diet Pascabedah III (DPB III) = DPB III diberikan kepada pasien pascabedah besar akses cerna atau sebagai perpindahan dari DPB II. Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biskuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain sanggup diberikan Makanan Parenteral kalau diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan untuk DPB III ialah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.
(4) Diet pascabedah IV (DPB IV) = Diet ini diberikan kepada pasien pascabedah kecil atau setelah DPB I, maupun pascabedah besar, setelah DPB III. Makanan diberikan berupa Makanan Lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan. Makanan yang diberikan berupa Makanan Lunak. Apabila makanan pokok dalam bentuk bubur atau tim tidak habis, sebagai pengganti diberikan makanan selingan pukul 16.00 dan 22.00 berupa 2 buah biskuit atau 1 porsi pudding dan 1 gelas susu.Makanan yang tidak dianjurkan untu DPB IV ialah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida (CO2).
Bahan Makanan Dianjurkan:
(1) Makanan Cair Jernih = air putih, teh manis, atau cairan lain ibarat pada Makanan Cair Jernih.
(2) Makanan Cair Kental = kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding.
(3) Makanan Saring = makanan saring yang diberikan ditambah susu dan biscuit.
(4) Makanan Lunak = makanan pokok dalam bentuk bubur atau tim
*(1)(2)(3) sanggup juga diberikan selingan makan, berupa makanan parenteral untuk mencukupi kebutuhan gizi.
Bahan Makanan tidak Dianjurkan:
Penambahan bumbu tajam, air jeruk, dan minuman yang mengandung karbondioksida.
Referensi:
Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Diet pascabedah ialah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sehabis pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
Tujuan Diet:
Tujuan Diet Pasca-Bedah ialah untuk mengupayakan biar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan badan pasien, dengan cara sebagai berikut:
(1) Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein).
(2) Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain.
(3) Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
Syarat Diet:
Syarat Diet Pasca-Bedah ialah menunjukkan makanan secara sedikit demi sedikit mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien seperti:
(1) Pasca bedah kecil: Makanan diusahakan secepat mungkin kembali ibarat biasa atau normal.
(2) Pasca bedah besar: Makanan diberikan secara berhati-hati diadaptasi dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian:
(1) Diet Pascabedah I (DPB 1) = Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah: baik pasien pascabedah kecil dikala setelah sadar atau rasa mual hilang, maupun pascabedah besar dikala setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada gejala usus sudah mulai bekerja. Cara Memberikan Makanan yaitu selama 6 jam sehabis pembedahan, makanan yang diberikan berupa air putih, teh manis, atau cairan lain ibarat pada Makanan Cair Jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, alasannya ialah kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan Makanan Parenteral sesuai kebutuhan. Makanan berupa makanan cair jernih. Makanan diberikan secara sedikit demi sedikit sesuai kemampuan dan kondisi pasien, mulai dari 30 ml/jam.
(2) Diet Pascabedah II (DPB II) = Diet pascabedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar akses cerna atau sebagai perpindahan dari DPB I. Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan pudding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu sanggup diberikan Makanan Parenteral kalau diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin alasannya ialah zat gizinya kurang. Jenis makanan berupa makanan cair kental dengan pertolongan secara berangsur dimulai 50 ml/jam. Makanan yang tidak diperbolehkan pada diet pascabedah II ialah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.
(3) Diet Pascabedah III (DPB III) = DPB III diberikan kepada pasien pascabedah besar akses cerna atau sebagai perpindahan dari DPB II. Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biskuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain sanggup diberikan Makanan Parenteral kalau diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan untuk DPB III ialah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.
(4) Diet pascabedah IV (DPB IV) = Diet ini diberikan kepada pasien pascabedah kecil atau setelah DPB I, maupun pascabedah besar, setelah DPB III. Makanan diberikan berupa Makanan Lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan. Makanan yang diberikan berupa Makanan Lunak. Apabila makanan pokok dalam bentuk bubur atau tim tidak habis, sebagai pengganti diberikan makanan selingan pukul 16.00 dan 22.00 berupa 2 buah biskuit atau 1 porsi pudding dan 1 gelas susu.Makanan yang tidak dianjurkan untu DPB IV ialah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida (CO2).
Bahan Makanan Dianjurkan:
(1) Makanan Cair Jernih = air putih, teh manis, atau cairan lain ibarat pada Makanan Cair Jernih.
(2) Makanan Cair Kental = kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding.
(3) Makanan Saring = makanan saring yang diberikan ditambah susu dan biscuit.
(4) Makanan Lunak = makanan pokok dalam bentuk bubur atau tim
*(1)(2)(3) sanggup juga diberikan selingan makan, berupa makanan parenteral untuk mencukupi kebutuhan gizi.
Bahan Makanan tidak Dianjurkan:
Penambahan bumbu tajam, air jeruk, dan minuman yang mengandung karbondioksida.
Referensi:
Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
0 Response to "Diet Pasca Bedah (Diet Sehabis Pembedahan)"
Posting Komentar