KONSEP NORMAL
Definisi perihal normal sangatlah sulit umtuk dirumuskan. Setiap parameter hasil suatu pengukuran mempunyai nilai rata-rata yang dianggap normal. Besarnya nilai normal ini untuk setiap idividu tidaklah sama. Perbedaan ini disebabkan oleh :
1. Sunsunan gen dan genetik setiap individu yang berbeda beda satu dengan yang lainnya
2. Setiap individu mempunyai pengalaman hidup yang saling berbeda yang disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan disekitarnya
3. Adanya perbedaan pengendalian fungsi prosedur dalam badan yang disebabkan oleh perbedaan makanan, minuman, acara dsb.
Misalkan terjadi peningkatan tekanan pada seseorang lantaran suatu sebab, belum tentu hal ini dianggap hypertensi, selama masih dalam rentang nilai normal. Demikian pula contohnya terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah, tidak selalu dikatakan sebagai diabetas, selama berada dalam rentang nilai normal.
KONSEP TENTANG PENYAKIT
Setelah kita mengetahui konsep kenormalan kini kita akan membahas perihal penyakit. Penyakit sanggup didefinisikan sebagai perubahan pada individu-individu yang menimbulkan parameter kesehatan mereka berada di bawah kisaran normal. Tolak ukur biologik yang paling berkhasiat untuk kenormalan berkaitan dengan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan-tuntutan dalam badan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan ini atau perubahan-perubahan pada lingkungan eksternal dalam rangka mempertahankan kekonstanan yang layak pada lingkungan internal.
Penyakit dikatakan ada, kalau beberapa struktur dan fungsi badan menyimpang dari normal hingga pada suatu keadaan berupa rusak atau terancamnya kemampuan untuk mempertahankan homeostasis normal atau individu tidak sanggup lagi menghadapi tantangan lingkungan.
Penyakit tidak melibatkan perkembangan suatu bentuk kehidupan yang benar-benar baru, tetapi lebih merupakan ekspansi atau distorsi proses kehidupan normal yang terdapat pada individu. Sebagai referensi masalah penyakit infeksi. Disini biro infeksius bukan merupakan penyakit tetapi hanya penggagas perubahan-perubahan yang alhasil bermanifestasi sebagai penyakit.
Berdasarkan anamesis, diyakini bahwa ketika ini penyakit merupakan suatu bentuk kehidupan baru, semacam pemilikan badan oleh biro dari luar. Dari dugaan ini, muncul bahwa bentuk "eksorsisme" tertentu untuk menyingkirkan biro penyakit tersebut merupakan terapi yang sesuai.
PERKEMBANGAN PENYAKIT
1. Etiologi
Etiologi dalam definisinya yang paling umum, merupakan penetapan penyebab atau alasan fenomena. Suatu citra mengenai penyebab penyakit mencakup identifikasi faktor-faktor yang mengakibatkan penyakit tertentu. Oleh lantaran itu, pada etiologi suatu penyakit tertentu, kisaran faktor-faktor ekstrinsik atau eksogen dalam lingkungan harus dipertimbangkan bersama dengan bebagai sifat-sifat instrinsik atau endrogen individu tersebut.
2. Patogenesis
Patogenesis penyakit memperlihatkan perkembangan atau evolusi penyakit. patogenesis juga merupakan suatu rangkaian bencana fenomena tertentu dan aspek-aspek waktu timbulnya penyakit. Penyakit yang terjadi tidak bersifat statik (penyakit tersebut merupakan fenomena dinamik dengan irama dan polanya).
Penyakit mempunyai banyak sekali respons. contohnya, beberapa penyakit mempunyai respon yang cepat, sedangkan yang lain mempunyai tanda-tanda prodromal lama. Beberapa penyakit sanggup sembuh sendiri (hilang secara impulsif dalam waktu singkat), ada yang menjadi kronis, dan ada juga beberapa penyakit cenderung sering kambuh dan mengalami eksaserbasi.
3. ManifestasI
Pada awal perkembangan suatu penyakit, biro atau agen-agen etiologik sanggup mencetuskan sejumlah perubahan dalam proses biologik yang sanggup dideteksi oleh analisis laboratorium walaupun tidak mempunyai gejala-gejala subjektif.
Pada ketika proses-proses biologis tertentu terganggu, pasien secara subjektif mulai mencicipi sesuatu yang tidak beres. Perasaan subjektif ini disebut sebagai tanda-tanda penyakit. Menurut definisi, tanda-tanda bersifat subjektif dan hanya sanggup dilaporkan oleh pasien kepada pengamat. Namun, kalau pengamat secara objektif sanggup mengindentifikasi manifestasi penyakit, maka hal ini disebut tanda-tanda penyakit. Mual, malese, dan nyeri merupakan gejala, sedangkan demam, kemerahan kulit, dan massa yang sanggup diraba merupakan tanda-tanda penyakit. Perubahan struktural yang sanggup terlihat, yang ditimbulkan dalam perkembangan penyakit disebut lesi. Lesi sanggup terang secara makropis, mikropis, atau keduanya. Akibat suatu penyakit adakala disebut sebagai sekuele. sebagai contoh, sekuele proses peradangan pada suatu jaringan biasa sanggup berupa parut pada jaringan tersebut. Komplikasi penyakit merupakan suatu proses gres atau proses tersendiri yang sanggup timbul sekunder lantaran beberapa perubahan yang ditimbulkan oleh keadaan aslinya.
KLASIFIKASI PENYAKIT
Klasifikasi penyakit yang paling sering yaitu menurut pada patogenesis atau prosedur terjadinya penyakit, yaitu :
1. Penyakit Kongenital
Penyakit ini dimulai sebelum lahir, tetapi sebagian gres memperlihatkan tanda-tanda dan tanda-tanda klinis sehabis individu terserang menginjak dewasa.
Biasanya penyakit ini disebabkan oleh defek ( kerusakan ) genetik, baik yang diturunkan dari kedua orang tuanya, maupun oleh lantaran mutasi genetik sebelum lahir atau faktor-faktor luar yang menggangu pertumbuhan dari embrio atau fetus.
Defek pada genetik contohnya : Cystik fibrosis, thallasemia, dan sebagainya, sedangkan defek non genetik contohnya : kelainan pada jantung sebagai jawaban abuh fetus pada ibu yang kena rubella waktu hamil.
Penyakit kongenital dapar berupa penyakit :
a. Genetik
b. Non Genetik
2. Penyakit yang didapat (Acquired)
Penyakit yang biasanya disebabkan oleh faktor lingkungan sekitar dan pembagiannya menurut patogenesanya yaitu :
a. Radang = Radang yaitu respon fisiologis jaringan yang hidup terdapat adanya rangsangan yang merugikan. Pemberian nama biasanya didasarkan pada organ yang terkena dan ditabah akhiran “itis”, contohnya : tosilitis (tonsil), appendisitis (appendix), dermatitis ( kulit ), dsb. Kadang-kadang ada pula pemberian nama yang menyimpang dari konsep tersebut, contohnya : sifilis, tuberkulosis, leprosi, dsb. Bentuk keradangan yang terjadi biasanya majemuk tergantung : penyebab respon badan dan sasaran orang yang terkena.
b. Vaskulair = Penyakit ini disebabkan oleh lantaran gangguan pemikiran darah baik yang dari ke atau didalam organ tersebut. Pengurangan pemikiran darah ini berakibat ISKHEMIA dan bila berlangsung usang akan aterjadi maut jaringan yang disebut INFARK, contohnya : infark miokard (serangan jantung), infrak otak (strok), ganggren pada tungkai, syok/kegagalan sirkulasi, dsb.
c. Gangguan pertumbuhan = Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan yang asing termasuk pembiasaan terhadap perubahan pada lingkunga, contohnya : pembesaran jantung (hipertrophi ) lantaran tekanan darah yang tinggi, neoplasma ( keganasan ), leukemia, dsb.
d. Kerusakan dan Perbaikan = penyakit yang disebabkan oleh ruda paksa atau trauma. Kelainan yang terjadi tergantung pada sifat dan besarnya stress berat tersebut dan respons badan terhadap respons tersebut. Perbaikan dari kelompok penyakit ini sangat tergantung pada : usia, gizi, mobilitas/tidaknya infeksi, dbs.
e. Gangguan metabolisme dan Degeneratif = Sebagian dari kelompok penyakit ini ada yang merupakan kelainan kongenital yang diturunkam mulai gen yang rusak dari kedua orang tuanya, menyerupai contohnya : diabet millitus, gout artritis, dsb dan sanggup pula sebagai kelainan sekunder jawaban penyakit lain menyerupai contohnya : hiperkalsemia, hipertiroid, dsb.
Penyakit iatrogenic merupakan suatu kelompok penyakit yang disebabkan oleh tidakan medis untuk pengobatan. Yang palin sering yaitu yang disebabkan oleh imbas samping atau reaksi obat. Beberapa penyakit iatrogenik contohnya : Hepatitis, AIDS yang disebabkan oleh transfusi, penyakit jawaban radiasi pada terapi kanker, dsb.
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi yaitu ilmu yang mempelajari sifat penyakit pada populasi tertentu. Yang dipelajari biasanya :
1. Insidens rate : jumlah masalah gres suatu penyakit pada populasi dan periode tertentu
2. Prevalence rate : jumlah penyakit pada populasi dan periode tertentu, (kasus gres dan masalah lama).
3. Remission rate : jumlah penyakit/ masalah yang sembuh pada populasi dan periode tertentu.
4. Mortality rate : jumlah maut dari suatu penyakit pada papulasi tertentu.
Manfaat dari epidemiologi ini yaitu :
1. Memberi petunjuk kepada etiologi/ penyebab dari penyakit tertentu.
2. Membantu menyusun rencana upayah pencegahan terhadap penyakit tertentu.
3. Membantu penyediaan akomodasi medis yang cukup
4. Untuk agenda skrining kesehatan
Pada penyakit kronis biasanya didapatkan prevalensi penyakit yang tinggi, walaupun insidensnya rendah, sedangkan pada penyakit yang bersifat akut biasanya didapatkan insidens yang tinggi dengan prevalensi yang rendah. Hal ini disebabkan lantaran penyakit akut biasanya memperlihatkan penyembuhan yang sempurna, contohnya : cacar air.
SITEM PEMBERIAAN NAMA PADA PENYAKIT
1. Primer Dan Sekunder
Tujuan dari pemberian nama primer dan sekunder pada penyakit yaitu ;
a. Menjelaskan penyebab dari suatu penyakit
Istilah primer biasanya diberikan untuk penyakit yang tidak diketahui penyebabnya secara jelas. Nama lain yang sering digunakan yaitu : essensial, idiophatik, kriptogenik. Hypertensi primer : artinya meningkatkan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya.
Sedangkan istilah sekunder biasnya digunakan untuk penyakit yang terjadi sebagai jawaban komplikasi atau manifestasi beberapa lesi.
b. Membedakan stadium permulaan atau stadium lanjut dari suatu penyakit. Hal ini terutama penyakit kanker, tumor primer artinya tumor yang mula-mula, sedangkan tumor yang terjadi sebagai jawaban penyebaran dari tumor primer disebut tumor sekunder.
2. Akut Dan Kronis
Tujuan dari pemberian istilah akut dan kronis yaitu untuk pertanda perkembangan suatu penyakit. Istilah akut berarti perjalanan penyakit cepat dan diikuti resolusi yang cepat ( tidak selalu tetapi sering kali ), sedangkan istilah krois biasanya untuk penyakit dengan proses yang agak tersembunyi dan berlangsung usang hingga bulan/ tahunan.
3. Jinak Dan Ganas
Istilah ini sering digunakan pada penyakit dengan keganasan, jinak biasanya digunakan. Keganasan masih berada pada jaringan asal dan sangat jarang mematikan, kecuali bila mendesak.
Organ-organ vital menyerupai contohnya : otak. Sedabgkan istilah ganas biasanya digunakan bila tejadi infiltrasi dan penyebaran dari kawasan asal dan sering berakibat fatal. Hypertensi benig berarti peningkatan tekanan darah yang ringan dan berkembang perlahan-lahan serta bertahap. Sedangkan hypertensi maligna berarti peningkatan tekanan darah dengan cepat dan memperlihatkan tanda-tanda serta kerusakan jaringan yang berat.
4. Penambahan awalan
Pemberian nama penyakit/ kelainan sanggup pula dilakukan dengan memperlihatkan penambahan awalan, yang mempunyai arti tersendiri menyerupai contohnya :
Ana....... : tidak ada/ bolos : anaphilasis
Dis........ : kelainan/ penyimpangan : dysplasia
Hyper... : diatas normal/ kelebihan : hypertyroid, hyperglykemi
Hypo.... : dibawah normal : hypotyroid, hypoglykemi
Meta.... : perubahan bentuk : metaplasia
5. Penambahan Akhiran
Pemberiaan nama pada penyakit sanggup pula dilakukan dengan memperlihatkan penambahan akhiran yang juga mempunyai arti terrsendiri menyerupai contohnya :
............itis : keradangan :apendicitis, pleuritis
..........oma : tumor : karsinoma, hemangioma
...........osis : keadaan/ kondisi yang tak selalu patologi : osteoartrosis
............oid : menyerupai sesuatu : rheumatoid
........penia : tidak ada :leukophenia, trombositopenia
.......sitosis : peningkatan diatas normal :leukositosis
......ektasis : pembesaran/ pelebaran :bronkhiektasis
........plasia : kelainan pertumbuhan : hyperplasia
.........opati : bentuk asing yang kehilangan karakteristiknya : lympadenophati
6. Nama Eponimosa
Pemberian nama pada penyakit/ kelainan sesuai dengan nama orang yang menemukan, otau sesuai dengan penderita pertama atau juga sesuai dengan tempatnya. Misalnya : penyakit Grave’s diseases, Hodgkin diseases.
7. Sindroma
Kumpulan dari tanda-tanda dan tanda-tanda atau kombinasi suatu lesi. Biasanya digunakan eponimosa : syndroma cushing : obese, hirsutisme, hypertensisyndroma nephrotik : albuminuri, oedema.
8. Sistem Koding Angka
sistem ini lebih berafiliasi dengan epidemiologa, biasanya setiap penyakit/ kelainan akan diberi nomer sesuai dengan janji masing-masing.
Beberapa sistem pemberian nomer yang ada ialah :
- ICO : internasional classiification of diseases
- WHO : world health organization
- SNOP : systematized nomenclature of pathologi
- SNOMED : systematized nomenclature of medicine
- SNOP dan SNOMED ini biasanya digunakan di USA
0 Response to "Konsep Umum Penyakit"
Posting Komentar