Perkembangan Kesehatan Masyarakat

SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT
Perkembangan Kesehatan Masyarakat tidak terlepas dari sejarah Kesehatan Masyarakat (Public Health), yaitu tidak terlepas dari dua tokoh mitologi Yunani Asclepius atau Aesculapius dan Higea. Aesculapius yakni seorang dokter pertama, yang tampan dan pintar telah melakukanpengobatan bahkan bedah dengan mekanisme yang baik. Sedangkan Higea yakni asistennya yang elok dan melaksanakan pencegahan penyakit dan mengajarkan kepada masyarakat untuk hidup bersi, melaksanakan hidup seimbang, kebersihan diri menghindari dari masakan dan minuman yang kotor dan beracun, makan masakan yang bergizi dan cukup istirahat.
Pada balasannya kedua orang ini balasannya menjadi suami istri. Mengabungkan dua pedoman kesehatan yang berbeda tapi tidak saling bertentangan, saling behubungan satu sama lain. Aliran Aesculapius cenderung menunggu terjadinya penyakit atau sehabis sakit yaitu melalui Pengobatan atau Kuratif. Sedangkan pedoman Higea cenderung melaksanakan pencegahan penyakit (preventif) serta upaya-upaya peningkatan (promosi) kesehatan. Mitologi tersebut menjadi wangsit bagi embrio Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

PERIODE PERKEMBAHANGAN ILMU KESEHATAN
1.  Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Pre Scientific Period).
Sejarah kebudayaan peradaban masyarakat kuno yang berpusat di Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma (The Pre-Cristion Period). Pada ketika itu pemerintah kota telah melaksanakan upaya-upaya pemberantasan penyakit. Sebagai bukti ditemukandokumen-dokumen wacana peraturan-peraturan tertulis yang mengatur wacana pembuangan air limbah (drainase), pengaturan air minum, pembuangan sampah, dsb. Dari hasil inovasi arkeologi pada ketika itu telah dibangun WC Umum (Public Latrine) dan sumber air minum sendiri namun untuk alasan ’estetika’, bukan untuk alasan kesehatan.
Pada kerajaan Romawi Kuno, peraturan-peraturan yang dibuat bedasarakan alasan kesehatan. Dalam hal itu pegawai-pegawai kerajaan ditugaskan untuk melaksanakan supervisi ke lapangan ke tempat-tempat air minum (Public Bar), warung makan, tempat-tempat prostitusi, dsb.
Abad Pertama hingga Abad Ketujuh : Pada masa ini aneka macam penyakit menyerang penduduk. Di aneka macam tempat terjadi endemik atau wabah penyakit. Bahkan begitu banyaknya penyakit menular dan, oleh alasannya yakni itu kesehatan masyarakat makin dirasakan pentingnya.  Penyakit kolera menjalar dari Inggriske Afrika, kemudian ke Asia (khususnya Asia Barat dan Asia Timur) dan balasannya hingga ke Asia Selatan. Pada Abad ke 7 India menjadi pusat endemik kolera. Selain kolera penyakit lepra menyebar dari Mesir ke Asia Kecil dan Eropa melalui emigran. Upaya-upaya yang dilakukan  adalah perbaikan lingkungan yaitu higiene dan sanitasi, pengusahaan air minum yang bersih, pembuangan sampah, ventilasi rumah telah menjadi cuilan kehidupan masyarakat waktu itu.
Abad ke-13 hingga masa ke-17 : Pada masa ini peristiwa endemik Pes yang paling dasyat terjadi di China dan India, diperkirkan 13 juta orang meninggal.  Catatan lain di India, Mesir dan Gaza 13.000 orang meninggal setiap harinya, atau selamah wabah tersebut jumlah final hidup mencapai 60 juta orang. Pertistiwa tersebut dikenal dengan   ’The Black Death’.  Pada masa tersebut Kolera juga menjadi problem di beberapa tempat. Tahun 1603 terjadi final hidup 1 diantara 6 orang alasannya yakni penyakit menular. Tahun1965 meningkat menjadi 1 diantara 5 orang. Tahun 1759 tercatat penyakit-penyakit lain yang mewabah diantaranya Dipteri, Tifus, dan Disentri.
2.  Periode Ilmu Pengetahuan (Scientific Period).
Abad ke-18 hingga permulaan masa ke-19 (kebangkitan Ilmu Pengetahuan) : Penyakit-penyakit yang muncul bukan saja  dilihat sebagai fenomena biologis yang sempit, tetapi merupakan suatu problem yang komplek. Pada masa ini juga ditemukan aneka macam macam vaksin dan materi disinvektans. Vaksin Cacar oleh Luis Pasteur, Asam Carbolic untuk sterilisasai ruangan operasi ditemukan oleh Joseph Lister, Ether untuk Anestesi oleh Williem Marton, dsb.
Tahun 1832 di Inggris terjadi epidemic Kolera. Parlemen Inggris menugaskan Edmin Chadwich, seorang pakar sosial untuk memimpin penyelidikan penyakit tersebut. Atas laporanya tersebut Parlemen Inggris mengeluarkan UU wacana upaya-upaya peningkatan kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan dan tempat kerja, pabrik, dsb. John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani problem kesehatan.
Pada final masa ke-19 dan awal masa ke-20 mulai dikembangkan pendidikan tenaga kesehatan. Tahun 1883 Sekolah Tinggi Kedolteran didirikan oleh John Hopkins di Baltimore AS, dengan salah satu departemennya yakni Departemen Kesehatan Masyarakat. Tahun  1908 sekolah kedokteran mulai menyebar di Eropa, Kanada, dsb. Dari segi pelayanan masyarakat, pada tahun 1855 untuk pertamakalinya pemerintah AS membentuk Departemen Kesehatan yang merupakan peningkatan dari Departemen Kesehatahn Kota yang sudah terbentuk sebelumnya.  Tahun 1972 dibuat Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Association).

PERKEMBAHANGAN KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA
1.  Masa Pra Kemerdekaan.
Pada  tahun 1807 Gubernur Jendral Daendels melaksanakan pembinaan praktik persalinan pada para dukun bayi. Pada tahun 1851 didirikan sekolah dokter Jawa di Batavia yaitu STOVIA. Tahun 1888 di Bandung didirikan Pusat Laboratorium Kedokteran yang selanjutnya menjadi Lembaga Eykman sekarang. Pada Tahun 1913 didirikan Sekolah Dokter Belanda yaitu NIAS di Surabaya. Tahun 1922 terjadi wabah Pes, sehingga tahun 1933-1935 diadakan pemberantasan Pes dengan DDT dan vaksinasi massal.
 Hasil penyelidikan Hydric, petugas kesehatan pemerintah waktu itu, penyebab kesakitan dan final hidup yang terjadi di Banyumas yakni kondisi sanitasi, lingkungan dan sikap penduduk  yang sangat buruk. Hydric kemudian mengembangankan percontohan dan propaganda kesehatan.
2.  Masa Era Kemerdekaan.
a.  Pra Reformasi.
Masa Orde Lama : Pada tahun 1951 konsep bandung Plan diperkenalkan oleh dr. Y. Leimena dan dr. Patah, yaitu konsep pelayanan yang menggabungkan antara pelayanan kuratif dan preventif. Tahun 1956 didirikanlah proyek Bekasi oleh dr. Y. Sulianti di Lemah Abang, yaitu model pelayanan kesehatan pedesaan dan pusat pembinaan tenaga. Kemudian didirikan Health Centre (HC) di 8 lokasi, yaitu di Indrapura (Sumut), Bojong Loa (Jabar), Salaman (Jateng), Mojosari (Jatim), Kesiman (Bali), Metro (Lampung), DIY dan Kalimatan Selatan. Pada tanggal 12 November 1962 Presiden Soekarno mencanangkan agenda pemberantasan malaria dan pada tanggal tersebut menjadi Hari Kesehatan Nasional (HKN).
Masa Orde Baru : Konsep Bandung Plan terus dikembangkan,  tahun 1967 diadakan seminar konsep  Puskesmas.  Pada tahun 1968 konsep Puskesmas ditetapkan dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional dengan disepakatinya bentuk Puskesmas yaitu Tipe A, B & C. Kegiatan Puskesmas ketika itu dikenal dengan istilah ’Basic’. Ada Basic 7, Basic 13 Health Service yaitu : KIA, KB, Gizi Mas., Kesling, P3M, PKM, BP, PHN, UKS, UHG, UKJ, Lab, Pencatatan dan Pelaporan. Pada tahun 1969, Tipe Puskesmas menjadi A & B. Pada tahun 1977 Indonesia ikut menandatangi janji Visi : ”Health For All By The Year 2000”, di Alma Ata, negara bekas Federasi Uni Soviet, pengembangan dari konsep ” Primary Health Care”. Tahun 1979 Puskesmas tidak ada pen’Tipe’an, dan dikembangkan piranti manajerial Perencanaan dan evaluasi Puskesmas yaitu ’ Micro Planning’ dan Stratifikasi Puskesmas. Pada tahun 1984 dikembangkan Posyandu, yaitu pemngembangan dari pos penimbangan dan karang gizi. Posyandu dengan 5 programnya yaitu, KIA, KB, Gizi, Penangulangan  Diare dan Imunisasi dengan 5 Mejanya (Notoadmodjo, 2005). Pada waktu-waktu selanjutnya Posyandu bukan saja untuk pelayanan Balita tetpai juga untuk pelayanan ibu hamil. Bahkanpada waktu-waktu tertentu untuk promosi dan distribusi Vit.A, Fe, Garam Yodium, dan suplemen gizi lainnya.  Bahkan Posyandun ketika ini juga menjadi andalah acara penggerakan masyarakat (mobilisasi sosial) menyerupai PIN, Campak, Vit A, dsb. 
b.  Pra Reformasi.
Waktu terus bergulir, tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi. Kemiskinan meningkat, kemampuan daya beli masyarakat rendah, mengakibatkan kanal ke pelayanan kesehatan renda, kemudian dikembangkan agenda kesehatan untuk masyarakat miskin yaitu, JPS-BK. Tahun 1998 Indonesia mengalami reformasi aneka macam bidang termasuk pemerintahan dan menjadi negara dermokrasi. Tahun 2001 otonomi kawasan mulai dilaksanakan, sehingga dilapangan program-prorgam kesehatan bernunasa desentralisasi dan sebagai konsekuensi negara demokrasi, program-program kesehatan juga banyak yang bernuasa ’politis’. Tahun 2003 JPS-BK kemudian penjadi PKPS-BBM Bidang Kesehatan, tahun 2005 berubah lagi menjadi Askeskin. Pada ketika itu juga dikembangkan Visi Indonesia Sehat Tahun 2010 dengan Paradigma Sehat. Puskesmas dan Posyandu masih tetap eksis, bahkan Posyandu menjadi andalan ujung tombak ’mobilisasai sosial’ bidang kesehatan. Dalam era otonomi dan demokrasi menuntut akutanbilitas dan kemitraan, sehingga berkembang LSM-LSM baik bidang kesehatan, maupun bukan untuk menuntut akutanbilitas tersebut dalam aneka macam bentuk partisipasi. Sebagai ’partnersship’ LSM-LSM tersebut agenda kesehatan yang bertanggung jawab yakni Promosi Kesehatan. Promosi Kesehatan harus menjadi ujung tombak mewakili agenda kesehatan secara keseluruhan, baik sebagai pemasaran-sosial Visi Indonesia Sehat 2010 untuk merubah paradigma  (Paradigma Sehat)petugas kesehatan dan masyarakat. Tugas lain promosi kesehatan melaksanakan advokasi, komunikasi kesehatan dan mobilisasi sosial, baik kepada pihak legislatif, administrator maupun masyarakat itu sendiri. Terutama melalui kemitraan dengan LSM-LSM tersebut. Dengan kata lain pada era otonomi/desentralisasi ketika ini sektor kesehatan harus diperjuangkan juga secara politik alasannya yakni bahwasanya ketika ini bidang kesehatan disebut juga sebagai era ’Political Health’, maka peranan promosi kesehatan sangat menonjol dalam ikut mengakomodasi upaya tersebut dengan aneka macam strategi.
Seca universal perkembangan Kesehatan Masyarakat dibagi menjadi 5 era, dengan dasar pembagian 5 unsur, yaitu unsur jangkuan dengan filosofi yang dianut dengan titik berat pelayanan, unsur penyelnggaraan pendidikan dan penelitian pengembangan.

PERKEMBAHANGAN PROMOSI KESEHATAN DI INDONESIA
Perkembangan Promosi Kesehatan tidak terlepas dari perkembangan sejarah Kesehatan Masyarakat di Indonesia dan dipengaruhi juga oleh perkembangan Promosi Kesehatan International, yaitu secara seremonial  di Indonesia di mulai agenda Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) pada tahun 1975, dan tingkat Internasional Deklarasi Alma Ata tahun 1978 wacana Primary Health Care (Departemen Kesehatan, 1994). Kegiatan Primary Helath Care tersebut sebagai tonggak sejarah cika-lbakal Promosi Kesehatan.
Khusus konvesi yang membahas wacana Promosi Kesehatan di mulai dari Konvesi Promosi Kesehatan di Ottawa, Kanada dengan melahirkan The Ottawa Charter tahun 1986 hingga Konvesi Promosi Kesehatan yang dilaksanakan di Jakarta tahun 1997 dengan melahirkan The Jakrata Declaration. Selanjutnya perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia yakni menyerupai berikut dibawah ini :
1.  Sebelum Tahun 1965 (sebelum hingga awal kemerdekaan).
Pada ketika itu istilahnya yakni Pendidikan Kesehatan. Dalam program-program kesehatan Pendidikan Kesehatan hanya sebagai perhiasan pelayanan kesehatan, terutama pada ketika terjadi keadaab kritis menyerupai wabah penyaki, bencana, dsb. Sasarannya perseorangan (individu), dengan target agenda lebih kepada perubahan pengetahuan seseorang.
2.  Periode Tahun 1965-1975.
Pada priode ini mulai perhatiannya kepada masyarakat. Saat itu juga dimulainya peningkatan profesional tenaga melalui agenda Health Educational Service (HES). Tetapi intervensi agenda masih banyak yang bersifat individual walau sudah mulai aktif ke masyarakat. Sasaran agenda yakni perubahan pengetahuan masyarakat wacana kesehatan.
3.  Periode Tahun 1975-1985.
Istilahnya mulai bermetamorfosis Penyuluh Kesehatan. Di Tingkat Departemen Kesehatan ada Diterektorat PKM. PKMD menjadi andalan agenda sebagai pendekatan Community Development. Saat itu agenda UKS di SD diperkenalkannya Dokter Kecil.  Sudah mulai aktif membina dan mem- berdayakan masyarakat. Saat itulah Posyandu  lahir sebagai pusat pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat. Sasaran agenda yakni perubahan sikap masyarakat wacana kesehatan. Misi dipengaruhi oleh Deklarasai Alma Ata.
4.  Periode Tahun 1985-1995.
Dibentuklah Direktoral Peran Serta Masyarakat (PSM), yang diberi kiprah memberdayakan masyarakat. Sirektoral PMK bermetamorfosis Pusat PKM, yang tugasnya penyebaran informasi, komunikasi, kampanye dan pemasaran sosial bidang kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi Posyandu. Tujuan dari PKM dan PSM ketika itu yakni perubahan perilaku. Pandangan (Visi) mulai dipengaruhi oleh ’Ottawa Charter’ wacana Promosi Kesehatan.
5.  Periode Tahun 1995-Sekarang.
Istilah PKM menjadi Promosi Kesehatan. Bukan saja pemberdayaan kearah mobilisasi massa yang menjadi tujuan, tetapi juga kemitraan dan politik kesehatan (termasuk advokasi). Sehingga target Promosi Kesehatan bukan saja perubahan sikap tetapi perubahan kebijakan atau perubahan menuju perubahan sistem atau faktor lingkungan kesehatan. Pada Tahun 1997 diadakan konvensi internasional Promosi Kesehatan dengan tema ”Health Promotion Towards The 21’st Century, Indonesian Policy for The Future” dengan melahirkan  ‘The Jakarta Declaration’.

0 Response to "Perkembangan Kesehatan Masyarakat"

Posting Komentar