Gizi berasal dari bahasa Arab yaitu “ghidza” yang berarti makanan. Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi ialah zat dalam masakan yang menyediakan energi, membantu “membakar” nutrisi lain menjadi energi bagi badan kita. dan memperbaiki jaringan. Berbagai jenis nutrisi ialah Protein, Karbohidrat, Lemak, Vitamin, Mineral dan Air. Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara masakan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam memilih diet yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan memilih kebutuhan dasar (standar) nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).
ILMU GIZI
Ilmu gizi ialah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan makanan, terutama kandungan yang ada di dalamnya. Ilmu ini juga dihubungkan dengan kesehatan tubuh, serta perkembangan yang akan didapatkan oleh badan dengan mengkonsumsi masakan tertentu.
Pengertian ilmu Gizi Menurut Gutrie ialah ilmu yang mempelajari makanan, zat gizi, proses pencernaan, metabolisme dan perembesan dalam tubuh, fungs serta jawaban kekurangan atau kelebihan zat gizi bagi tubuh.
Menurut Sediaoetama, Pengertian ilmu Gizi ialah ilmu yang mempelajari hal berafiliasi dengan masakan yang dikaitkan dengan kesehatan tubuh. Dari pengertian ilmu gizi ini terdapat dua komponen penting, yaitu masakan dan kesehatan tubuh. Seorang Ahli gizi harus mendalami duduk kasus pangan maupun jago kesehatan atau dokter.
Dalam Seminar Pengembangan ilmu Gizi Pada tahun 2000,Hardinsyah dan Victor mengungkapkan Pengertian ilmu Giziadalah ilmu yang mempelajari zat-zat dari pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada pangan semenjak dikonsumsi, dicerna, diserap, hingga dimanfaatkan badan serta dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup insan dan juga faktor yang mempengaruhinya.
SEJARAH ILMU GIZI
Ilmu gizi merupakan salah satu ilmu terapan yang berkaitan dengan aneka macam ilmu dasar contohnya ilmu kimia, biokimia, fisiologi, biologi, pathologi, ilmu pangan dan lain sebagainya. Oleh lantaran itu, untu menguasai ilmu gizi maka seseorang harus menguasai ilmu-ilmu yang relevan dengan kebutuhan ilmu gizi. Ilmu gizipun sanggup dipelajari pada zaman Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates yang menyatakan bahwa masakan sebagai panas yang dibutuhkan manusia, artinya insan butuh makan.
Ilmu kimia dan Biokimia berkembang melahirkan ilmu gizi. Antoine Lavoiser seorang pakar kimia dari Perancis dijuluki sebagai Bapak ilmu kimia modern berhasil meletakkan dasar ilmu gizi berupa fungsi kimia dan biokimia dalam badan manusia, sehingga dia menyandang predikat sebagai bapak ilmu gizi. Lahirnya ilmu gizi diawalai dengan inovasi wacana hal yang berkaitan dengan penggunaan energi makanan, antara lain meliputi proses pernapasan, kalorimetri dan oksidasi. Penelitian tersebut memakai binatang percobaan yaitu sejenis kelinci yang biasa dipakai dalam penelitian biologi. Disimpulkan bahwa pernapasan merupakan proses pembakaran yang sama dengan pembakaran yang terjadi di luar tubuh.
Selanjutnya para jago menemukan susunan kimia dalam masakan yang mempunyai kegunaan bagi kesehatan badan yang pada akibatnya dikenal sebagai zat gizi. Pengelompokkan zat gizi meliputi protein, karbohidrat, vitamin, lemak, mineral dan air. Sampai ketika ini lebih dari 50 senyawa dan unsur telah ditemukan. Senyawa tersebut terdapat pada aneka macam materi masakan yang dibutuhkan badan untuk hidup sehat.
Berbagai penelitian telah dilakukan wacana aneka macam kebutuhan zat gizi, juga jawaban dari kekurangan maupun kelebihan zat gizi terhadap kesehatan tubuh. Agar badan sanggup mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka badan melaksanakan suatu pemeliharaan dengan mengganti jaringan yang rusak, melaksanakan aktivitas dan pertumbuhan sampaai mencapai usia dewasa. Untuk menjalankan ketiga fungsi tersebut, badan memerlukan sejumlah zat gizi setiap hari melalui makanan. Bila jumlah zat gizi tersebut tidak terpenuhi atau kelebihan, kesehatan yang optimal tidak sanggup tercapai.
Percobaan telah banyak dilakukan pada binatang dan tidak sedikit insan menanggung risiko untuk penemuan-penemuan di bidang ilmu gizi. Oleh alasannya itu, prinsip-prinsip ilmu gizi dan inovasi muktahir di bidang gizi dipakai bagi pemecahan kasus perbaikan gizi, terutama pada kelompok rawan menyerupai bayi, balita, perempuan hamil dan menyui, lanjut usia maupun kelompok lain.
Istilah gizi atau ilmu gizi mulai di kenal di Indonesia pada tahun 1950 an, sebagai terjemahan dari kata Inggris nutrition. Kata gizi sendiri berasal dari bahasa Arab ghidza yang berarti makanan. Kata ghidza dalam dialek Mesir di baca ghizi. Sementara itu ada juga yang menerjemahkan kata nutrition menjadi nutrisi. Terjemahan ini terdapat dalam bahasa kamus umum bahasa Indonesia Badudu-Zain tahun 1994. Ilmu masakan ternak dalam disiplin ilmu kedokteran binatang di sebut Ilmu nutrisi ternak makanan. Namun yang lazim dan resmi, baik dalam goresan pena ilmiah maupun dokumen pemerintah menyerupai dalam buku REPELITA hanya di gunakan kata gizi.
Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada semenjak dulu, antara lain:
1. Penelitian wacana Pernafasan dan Kalorimetri – Pertama dipelajari oleh Antoine Lavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan energimakanan yang meliputi proses pernafasan, oksidasi dan kalorimetri. Kemudian berkembang hingga awal kurun 20, adanya penelitian wacana pertukaran energi dan sifat-sifat bahan makanan pokok.
2. Penemuan Mineral – Sejak usang mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi. Pada tahun 1808 ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zat besi sebagai zat esensial. Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairan badan perlu konsentrasielektrolit tertentu. Awal kurun 20, penelitian Loeb wacana efek konsentrasi garamnatrium, kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.
3. Penemuan Vitamin – Awal kurun 20, vitamin sudah dikenal. Sejak tahun 1887-1905 muncul penelitian-penelitian dengan masakan yang dimurnikan dan masakan utuh. Dengan hasil: ditemukan suatu zat aktif dalam masakan yang tidak tergolong zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan Rickets). Pada tahun 1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat tersebut. Tahun 1920, vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui sebagai zat esensial.
4. Penelitian Tingkat Molekular dan Selular – Penelitian ini dimulai tahun 1955, dan diperoleh pengertian wacana struktur sel yang rumit serta peranan kompleks dan vital zat gizi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun 1960, penelitian bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship antara zat-zat gizi, peranan biologik spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi insan dan pengolahan masakan thdpkandungan zat gizi.
5. Keadaan Sekarang – Muncul konsep-konsep gres antara lain: efek keturunan terhadap kebutuhan gizi; efek gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku, kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. Pada bidang teknologi pangan ditemukan : cara mengolah masakan bergizi, fortifikasi materi pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan sifat struktural materi pangan, dsb. FAO dan WHO mengeluarkan Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan bataskeracunan).
ISTILAH-ISTILAH DALAM GIZI
1. Zat gizi (nutrisi) ialah unsur/ikatan kimia yang dibutuhkan oleh badan untuk melaksanakan fungsi, menyerupai menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh, juga mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh.
2. Nutrisi esensial yaitu nutrisi yang tidak sanggup disintesis oleh badan sehingga harus diperoleh dari makanan.
3. Makanan ialah materi selain obat yang mengandung zat-zat gizi atau unsur kimia yang sanggup dicerna dan diserap oleh badan sehingga sanggup mempunyai kegunaan bagi tubuh.
4. Bahan masakan ialah masakan dalam keadaan mentah.
5. Pangan merupakan istilah umum untuk semua materi yang sanggup dijadikan makanan
6. Status gizi ialah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dengan masukan nutrisi. Status gizi sanggup dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
7. Diet merupakan pilihan masakan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi penduduk
8. Diet seimbang ialah diet yang semua nutrisi dalam jumlah yang memadai/mencakupi ( tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit).
RUANG LINGKUP ILMU GIZI
Ruang lingkup Ilmu gizi cukup luas, mulai dari cara memproduksi makanan, penyediaan makanan, pengolahan, konsumsi serta pemanfaatan masakan oleh badan pada ketika sehat maupun sakit. Ilmu yang satu ini juga berafiliasi dengan konsep-konsep pertanian, biologi dan kimia.
Ilmu ini pun tidak hanya berkutat pada masakan saja, melainkan juga hal-hal lain menyerupai halnya gizi ketika olahraga serta gizi suatu golongan masyarakat. Ilmu ini diharapkan sanggup terus berkembang dan memperlihatkan manfaat yang baik bagi setiap individu. Ilmu gizi merupakan dalah satu ilmu yang dirasa perlu untuk dipelajari. Ilmu ini pun kini sedang terkenal dan dipelajari di setiap universitas maupun forum pendidikan lainnya.
0 Response to "Ilmu Gizi"
Posting Komentar