Komunikasi ada di mana-mana: di rumah, ketika anggota-anggota ke¬luarga berbincang di meja makan; di kampus, ketika mahasiswa-maha¬siswa mendiskusikan hasil tentamen; di kantor, ketika kepala seksi mem¬bagi tugas; di masjid, ketika muballigh berkhotbah; di DPR, ketika wakil-¬wakil rakyat memutuskan nasib bangsa; juga di taman-taman, ketika seorang pecinta mengungkapkan rindu dendamnya. Komunikasi menyen¬tuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun kita dipakai untuk berkomunikasi. Komunikasi menentukan kualitas hidup kita.
DEFINISI KOMUNIKASI
Komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communication berasal dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang artinya “membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih”. Dalam pengertian secara khusus mengenai komunikasi itu sendiri berdasarkan HovlandKomunikasi yaitu “proses mengubah sikap orang lain”. Banyak hebat di dunia juga memperlihatkan sumbangan pemikiran wacana komunikasi
Menurut Shannon & Weaver, komunikasi yaitu bentuk interaksi insan yg saling imbas mensugesti satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Raymond S. Ross menjelaskan komunikasi yaitu suatu proses menyortir, menentukan dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yg serupa dengan yg dimaksudkan komunikator.
Prof. Dr. Alo Liliweri, Komunikasi yaitu pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada akseptor biar sanggup dipahami. Bernard Berelson & Gary A. Steiner menjelaskan komunikasi yaitu Transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol -kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yg disebut dengan komunikasi.
Dari beberapa pengertian komunikasi yang telah dijelaskan diatas sanggup disimpulkan bahwa komunikasi yaitu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan mencapai komitmen dan kesamaan persepsi satu sama lain, biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih.
DEFINISI ORGANISASI
Stoner menyampaikan bahwa organisasi yaitu suatu teladan hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi yaitu bentuk setiap perserikatan insan untuk mencapai tujuan bersama.
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi yaitu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif sanggup diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan organisasi ialah setiap bentuk komplotan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.
Dari beberapa pengertian wacana organisasi diatas sanggup disimpulkan bahwa, organisasi yaitu suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
DEFINISI KOMUNIKASI ORGANISASI
Goldhaber (1986), memperlihatkan pengertian komunikasi organisasi yang artinya sebagai berikut, Komunikasi organisasi yaitu proses membuat dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak niscaya atau yang selalu berubah-ubah. Sama dengan pemaknaan organisasi, dalam memaknai akan pengertian komunikasi itu sendiri banyak para hebat yang mencoba memperlihatkan pengertiannya dengan persepsi mereka masing-masing. Termasuk diantara yaitu persepsi Redding dan Sanborn, mereka menyampaikan bahwa komunikasi organisasi yaitu pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.
Sedangkan Katz dan Kahn menyampaikan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Komunikasi organisasi yaitu pengiriman dan penerimaan banyak sekali pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal yaitu komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal yaitu komunikasi yang disetujui secara sosial.Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
1. Komunikator (communicator) = yaitu memberi berita, yang dalam hal ini yaitu orang yang berbicara, pengirim informasi atau orang yang memberitakan.
2. Menyampaikan informasi = dalam hal ini sanggup dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau menyiarkan.
3. Berita-berita yang disampaikan (message) = sanggup dalam bentuk perintah, laporan, atau saran.
4. Komunikan (communicate) = yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung. Dengan kata lain orang yang mendapatkan berita.
5. Tanggapan atau reaksi (response) = dalam bentuk tanggapan atau reaksi.
Kelima unsur komunikasi tersebut merupakan kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian masing-masing unsur saling berafiliasi dan ada saling ketergantungan. Makara dengan demikian keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut.
FUNGSI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
1. Fungsi informatif = Organisasi sanggup dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap sanggup memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan sempurna waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi sanggup melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran administrasi membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi wacana jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
2. Fungsi regulatif = Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang kuat terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang mempunyai kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif intinya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan wacana pekerjaan yang boleh dan dihentikan untuk dilaksanakan.
3. Fungsi persuasif = Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi integratif = Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan kanal yang memungkinkan karyawan sanggup melaksanakan kiprah dan pekerjaan dengan baik. Ada dua kanal komunikasi yang sanggup mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal ibarat penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal ibarat perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan kegiatan ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
JENIS-JENIS KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
1. Komunikasi Internal
Adalah komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran gagasan di antara para direktur dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen]. Komunikasi internal terdiri dari dua dimensi yakni komunikasi vertical, dan komunikasi horizontal.
a. Komunikasi Vertikal = Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik [two way traffic communication]. Komunikasi vertical ada dalam bentuk komunikasi kebawah dan komunikasi keatas. Fungsi komunikasi kebawah antara lain : (a) Melaksanakan kebijaksanaan, mekanisme kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan kerja bawahan, (b) Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran, (c) Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksaan organisasi, insentif
Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya, dan memahami cara-cara mengambil kebijaksanaan, terhadap bawahannya.Keberhasilan organisasi dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang mempunyai jiwa kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Contoh : pimpinan memperlihatkan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern. Sedangkan fungsi komunikasi keatas antara lain : (a) Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan bantuan, dan keluhan, (b) Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari tingkat yang lebih rendah.
Bawahan tentulah berharap biar ide, saran, pendapat, tanggapan maupun kritikannya sanggup diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan. Contoh : staf memperlihatkan laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan.
b. Komunikasi horizontal = Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan dsbnya. Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Fungsi komunikasi horizontal/ke samping dipakai oleh dua pihak yang mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung dengan cara tatap muka, melalui media elektronik ibarat telepon, atau melalui pesan tertulis.
c. Komunikasi Diagonal (Cross Communication) = Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak umum di luar organisasi.
EMPAT JENIS ARAH KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
1. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas dalam organisasi merupakan jenis informasi yang mengalir dari tingkat bawahan ke tingkat yang lebih tinggi (atasan). Komunikasi ke atas penting lantaran beberapa alasan, diantara alasan itu ialah :
a. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.
b. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap mendapatkan informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan mendapatkan apa yang dikatakan kepada mereka.
c. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling akrab dengan operasioperasi sebenarnya.
d. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas ke pada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi.
e. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari ajaran informasi ke bawah.
f. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi problem pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.
2. Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah ini merupakan sebuah komunikasi yang mengalir dari tingkat atasan (jabatan yang lebih tinggi) kepada tingkat yang lebih rendah (jabatan yang lebih rendah). komunikasi kebawah mempunyai 5 tujuan pokok yaitu :
a. Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu
b. Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
c. Memberikan informasi wacana mekanisme dan praktik organisasional
d. Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan
e. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian wacana tujuan yang ingin dicapai.
Salah satu kelemahan kanal komunikasi dari atas ke bawah ini yaitu kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting yang ditujukan kepada para bawahan.
3. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal yaitu komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang posisinya setara.
4. Komunikasi informal
Komunikasi Informal yang terjadi lantaran adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam suatu organisasi. Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas-desus atau kabar angin dari verbal ke verbal dari satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa dijamin lantaran kadang kala bertentangan dengan perusahaan. Makara biar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa menggunakan jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi formal ini jangan hingga mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan).
KONSEP KUNCI KOMUNIKASI ORGANISASI
Goldhaber (1986) menyatakan definisi komunikasi organisasi : “organizational communication is the process of creating and exchanging messages within a network of independent relationship to cope with environmental uncertainty”. Dengan kata lain komunikasi organisasi yaitu proses membuat dan saling tukar menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti.
Dari definisi tersebut terdapat 7 konsep kunci, yaitu proses, pesan, jaringan, ketergantungan satu sama lain, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. Berikut ini merupakan konsep kunci komunikasi organisasi (Muhammad: 2005)
1. Proses
Suatu organisasi yaitu suatu sistem terbuka yang dinamis yang membuat dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena tanda-tanda membuat dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada hentinya, maka dikatakan sebagai suatu proses.
2. Pesan
Yang dimaksudkan dengan pesan yaitu susunan simbol yang penuh arti wacana objek, insiden yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Untuk berkomunikasi, seseorang harus sanggup menyusun suatu citra mental, memberi nama pada citra tersebut dan berbagi suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif jikalau pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.
3. Jaringan
Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin meliputi hanya 2 orang, beberapa orang atau bahkan seluruh organisasi. Hakikat dan luas jaringan ini dipengaruhi banyak faktor, antara lain: hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dan arus pesan, dan isi dari pesan.
4. Ketergantungan
Keadaan saling tergantung satu kepingan dengan kepingan yang lain dalam satu organisasi telah menjadi sifat suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu kepingan dari organisasi mengalami gangguan maka akan kuat pada kepingan yang lainnya dan mungkin juga pada seluruh sistem organisasi. Begitu pula halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi perlu dukungan untuk saling melengkapi biar organisasi sanggup berjalan dengan baik.
5. Hubungan
Karena organisasi merupakan suatu system terbuka, system kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia. Oleh lantaran itu hubungan insan dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laris komunikasi dari orang yang terlibat dalam suatu hubungan perlu dipelajari. Hubungan insan dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang atau dyadic hingga pada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dalam kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi.
6. Lingkungan
Lingkungan yaitu semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembauatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini sanggup dibedakan menjadi lingkungan internal (karyawan, staf, golongan fungsional dari organisasi dan komponen organisasi lainnya ibarat tujuan, produk, dsb) dan lingkungan eksternal (pelanggan, pesaing dan teknologi).
7. Ketidakpastian
Ketidakpastian merupakan perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian ini organisasi membuat dan menukar pesan diantara anggota, melaksanakan suatu penelitian serta pengembangan organisasi. Ketidakpastian dalam suatu organisasi juga disebabkan terlalu banyak informasi yang diterima daripada sesungguhnya yang dibutuhkan untuk menghadapi lingkungan mereka. Oleh lantaran itu salah satu kiprah utama komunikasi organisasi yaitu menentukan dengan sempurna banyaknya informasi yang dibutuhkan untuk mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang berlebihan.
KOMUNIKASI ORGANISASI SEBAGAI KAJIAN
Kajian/telaah komunikasi organisasi banyak meng¬kaitkan dengan bidang manajemen. Komunikasi dalam konteks ini dilihat dari perspektif teknis /operasiona1, komunikasi sebagaiinstrument mencapai tujuan-tujuan organisasi.'
Komunikasi organisasi sebagai bidang kajian Ilmu Komunikasi tidak hanya memfokuskan diri pada manajemen, tetapi telah melebar ke masalah-masalah yang berkaitan dengan organisasi secara lebih luas.
Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komuni¬kasi antar-pribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal yaitu komunikasi berdasarkan struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, ko¬munikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, ibarat komunikasi antar sejawat, juga ter¬masuk gosip.
HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
1. Hambatan dari pengirim pesan, contohnya pesan yang akan disampaikan belum terang bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
a. Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini sanggup terjadi lantaran bahasa yang dipergunakan tidak terang sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan akseptor tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
b. Hambatan media, yaitu kendala yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, contohnya gangguan bunyi radio dan ajaran listrik sehingga tidak sanggup mendengarkan pesan.
c. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
d. Hambatan dari akseptor pesan, contohnya kurangnya perhatian pada dikala mendapatkan /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
e. Hambatan dalam memperlihatkan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memperlihatkan interpretatif, tidak sempurna waktu atau tidak terang dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik sanggup mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat badan contohnya orang yang tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang kala mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak terang atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan akseptor pesan. Misalnya : adanya perbedaan bahasa ( bahasa daerah, nasional, maupun internasional), adanya istilah – istilah yang hanya berlaku pada bidang-bidang tertentu saja, contohnya bidang bisnis, industri, kedokteran, dll.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang kala mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta cita-cita yang berbeda antara pengirim dan akseptor pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari sipengirim maupun si akseptor pesan yang hendak disampaikan.
5. Hambatan Manusiawi
Terjadi lantaran adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dll.
MENGATASI HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI
Komunikasi yang efektif tergantung pada kualitas dari proses komunikasi yang baik pada tingkat individu maupun pada tingkat organisasi. Memperbaiki komunikasi dalam organisasi berkaitan dengan melaksanakan proses yang akurat mulai dari proses penyandian, penyampaian pesan, penguraian dan umpan balik pada tingkat komunikasi antar pribadi, dan pada tingkat organisasi membuat dan memonitor kanal komunikasi yang tepat. Beberapa cara sanggup dilakukan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi.
1. Meningkatkan umpan balik. Kesalah pahaman sanggup dikurangi jikalau proses umpan balik dilakukan dengan baik. Mekanisme umpan balik dalam organisasi sama pentingnya dengan komunikasi antar pribadi.
2. Empati. Empati intinya merupakan komunikasi yang dilakukan berorientasi pada penerima. Komunikator harus menempatkan dirinya sebagai penerima, sehingga proses penyandian, penggunaan bahasa dan kanal diadaptasi dengan kondisi penerima.
3. Pengulangan. Cara yang efektif untuk meningkatkan efektivitas komunikasi yaitu mengulangi pesan. Pengulangan membatu pendengar atau akseptor untuk menginterpretasikan pesan yang tidak terang atau terlalu sulit untuk dipahami ketika pertama kali mendengar.
4. Menggunakan bahasa yang sederhana. Bahasa yang kompleks, istilah-istilah teknis dan jargon mengakibatkan komunikasi sulit dipahami oleh pendengar atau penerima. Tidak benar bahwa gagasan yang cantik dan ilmiah harus disampaikan dalam bahasa yang ilmiah dan teknis.
5. Penentuan waktu yang efektif. Suatu permasalahan dalam komunikasi antar pribadi dimana komunikator mulai memberikan pesannya pada dikala akseptor belum siap untuk mendengarkannya. Cara yang efektif yaitu mengelola waktu untuk komunikasi sehingga pesan yang disampaikan tersusun dengan baik, ringkas dan gampang dipahami.
6. Mendengarkan secara efektif. Salah satu cara meningkatkan komunikasi yang efektif sanggup dilakukan dengan mendengarkan secara efektif. Komunikasi yaitu problem memahami dan dipahami.
7. Mengatur arus informasi. Untuk mengatasi kendala komunikasi lantaran beban informasi yang berlebihan yaitu dengan mengatur arus informasi. Komunikasi diatur mutunya, jumlahnya dan cara penyampaiannya. Informasi yang disampaikan harus sistematis, ringkas dan mempunyai bobot tingkat kepentingan yang cukup.
0 Response to "Komunikasi Dalam Organisasi"
Posting Komentar