SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah masakan dan menyerap sari masakan yang berupa nutrisi-nutrisi yang diharapkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul masakan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan pertolongan enzim sehingga gampang dicerna oleh tubuh.
Sistem pencernaan pada insan hampir sama dengan sistem pencernaan binatang lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus. Proses pencernaan pada insan terbagi atas 5 macam yaitu:
1.Injeksi
Adalah proses menaruh atau memasukkan masakan di mulut. Biasanya memakai tangan atau memakai alat bantu ibarat sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.
2.Pencernaan Mekanik
Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah masakan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain ibarat kerikil kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan impian kita.
3.Pencernaan Kimiawi
Yaitu proses perubahan masakan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan memakai enzim. Enzim yakni zat kimia yang dihasilkan oleh badan yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Proses pencernaan masakan pada insan melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan insan yakni organ-organ badan yang berfungsi mencerna masakan yang kita makan. Alat pencernaan sanggup dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan insan terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut ini akan dibahas satu per satu proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan masakan pada manusia
4.Penyerapan
Penyerapan yakni gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan ‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.
5.Penyingkiran
Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui defekasi.
ORGAN DALAM SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:
1.Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan yakni saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi cuilan yang lebih kecil dan menyerap cuilan tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya yakni : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar masakan akan dibuang keluar badan melalui anus.
2.Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melaksanakan kerjanya. Gigi dan pengecap terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan materi makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan ibarat kelenjar ludah, hati dan pankreas.
SALURAN PENCERNAAN PADA MANUSIA
Saluran pencernaan masakan merupakan saluran yang mendapatkan masakan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh badan dengan jalan proses pencernaan (penguyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim zat cair yang terbentang mulai dari verbal hingga anus. Saluran pencernaan masakan pada insan terdiri dari beberapa organ berturut-turut dimulai dari mulut (cavum oris), kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum), usus besar (colon), dan anus.
Mulut
Mulut yakni pintu masuk makanan. Di dalam verbal terdapat lidah, rongga mulut, kelenjar ludah, dan gigi. Makara fungsi verbal bermacam-macam yaitu menghancurkan makanan, mencerna makanan, mengecap rasa makanan, dan membantu menelan makanan. Di dalam verbal terjadi pencernaan mekanis (dengan gigi dan lidah) dan pencernaan kimiawi (dengan ludah yang mengandung enzim ptialin). Proses pencernaan dimulai semenjak masakan masuk ke dalam mulut. Di dalam verbal terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, masakan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Mulut terdiri dari: Langit-langit, Gigi, Gusi, Tulang langit-langit, Pembuluh darah dan saraf langit-langit, Amandel, Lidah, Anak lidah
a.Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah masakan sehingga masakan menjadi halus. Keadaan ini memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna masakan lebih cepat dan efisien. Gigi sanggup dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi insan terdiri dari tiga bagian, yaitu mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Mahkota gigi atau puncak gigi merupakan cuilan gigi yang tampak dari luar. Setiap jenis gigi mempunyai bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk ibarat pahat, gigi taring berbentuk ibarat pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk. Bentuk mahkota gigi pada gigi seri berkaitan dengan fungsinya untuk memotong dan menggigit makanan. Gigi taring yang berbentuk ibarat pahat runcing untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi untuk mengunyah makanan. Leher gigi merupakan cuilan gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan cuilan gigi yang tertanam di dalam rahang.
Email gigi merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi mahkota gigi. Tulang gigi, tersusun atas zat dentin. Sumsum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan pembuluh-pembuluh darah. Itulah sebabnya bila gigi kita berlubang akan terasa sakit, lantaran pada sumsum gigi terdapat saraf.
b. Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk masakan di dalam rongga verbal dan membantu mendorong masakan (proses penelanan). Selain itu, pengecap juga berfungsi sebagai alat pengecap yang sanggup mencicipi manis, asin, pahit, dan asam. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga verbal akan direspon oleh pengecap di tempat yang berbeda-beda. Letak setiap rasa berbeda-beda, yaitu:
1. Rasa asin —–> lidah cuilan tepi depan
2. Rasa manis —–> lidah cuilan ujung
3. Rasa asam —–> lidah cuilan samping
4. Rasa pahit —–> lidah cuilan belakang / pangkal lidah
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan pengecap dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan ibarat rambut yang disebut papilla
c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam rongga verbal ada 3 pasang, yaitu :
1. Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.
2. Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
3. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair. Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir. Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Jadi, ludah berfungsi untuk membasahi dan melumasi masakan sehingga gampang ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput verbal terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah masakan dalam verbal yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa gampang dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan yakni penghubung antara verbal dan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi masakan yang telah dikunyah dari verbal menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.Kerongkongan berbentuk tabung dan terdapat otot. Otot kerongkongan sanggup berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong masakan masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristalsis. Gerak ini terjadi lantaran otot yang memanjang dan melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara bergantian. Jadi, gerak peristalsis merupakan gerakan kembang kempis kerongkongan untuk mendorong masakan masuk ke dalam.
Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar berdasarkan kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita menelan bila masakan telah dikunyah sesuai kehendak kita. Akan tetapi, setelah proses menelan hingga sebelum mengeluarkan feses, kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak berdasarkan kehendak kita (tidak disadari).
Kerongkongan dibagi menjadi tiga cuilan yaitu:1. Bagian superior yang sebagian besar terdiri dari otot rangka.
2. Bagian tengah yang terdiri dari adonan otot rangka (otot lurik) dan otot polos.
3. Bagian inferior yang terdiri dari otot polos.
Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu cuilan atas (kardiak), cuilan tengah yang membulat (fundus), dan cuilan bawah (pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan berafiliasi dengan kerongkongan. Pilorus berafiliasi pribadi dengan usus dua belas jari. Di cuilan ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan keluar.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menimbulkan lambung berkontraksi, sehingga masakan teraduk dengan baik dan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menimbulkan masakan di dalam lambung berbentuk ibarat bubur. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir (musin), asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam lantaran banyak mengandung asam lambung. Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau basil yang masuk bersama masakan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa. Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin memperlihatkan bahwa di dalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi.
Selain menghasilkan enzim pencernaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk pengeluaran (sekresi) getah lambung. Di dalam lambung terjadi gerakan mengaduk. Gerakan mengaduk dimulai dari kardiak hingga di kawasan pilorus. Gerak mengaduk terjadi terus menerus baik pada ketika lambung berisi masakan maupun pada ketika lambung kosong. Jika lambung berisi makanan, gerak mengaduk lebih ulet dibanding ketika lambung dalam keadaan kosong. Mungkin kita pernah mencicipi perut terasa sakit dan berbunyi lantaran perut kita sedang kosong. Hal itu disebabkan gerak mengaduk ketika lambung kosong.
Makanan umumnya bertahan tiga sampat empat jam di dalam lambung. Makanan berserat bahkan sanggup bertahan lebih lama. Dari lambung, masakan bertahap keluar menuju usus dua belas jari melalui sfingter pilorus.
Usus Halus
Usus halus yakni tempat perembesan sari-sari makanan. Disini juga terjadi proses pencernaan kimiawi dengan pertolongan enzim tripsin, enzim disakarase, enzim erepsin, dan enzim lipase. Sari-sari masakan diserap melalui jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Seluruh sari masakan kecuali asam lemak dan gliserol diangkut melalui vena porta menuju ke hati. Sedangkan asam lemak dan gliserol diangkut melalui pembuluh limfa. Usus halus (intestinum) merupakan tempat perembesan sari masakan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :
1. Usus dua belas jari (duodenum)
2. Usus kosong (jejenum)
3. Usus penyerap (ileum)
Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut :
1. Amilopsin (amilase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2. Steapsin (lipase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah renta di hati. Zat warna empedu menawarkan ciri warna cokelat pada feses.
Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus juga menghasilkan getah usus halus yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut :
1. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
2. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
3. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
4. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.
5. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.
Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan aneka macam enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses perembesan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan sanggup pribadi diserap oleh usus halus.
Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Vili berfungsi memperluas kawasan perembesan usus halus sehingga sari-sari masakan sanggup terserap lebih banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung kapiler darah dan kapiler limfe (pembuluh getah bening usus). Agar sanggup mencapai darah, sari-sari masakan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang disebut misel. Pada ketika bersentuhan dengan sel vili usus halus, gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan kesudahannya masuk ke dalam peredaran darah. Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibentuk empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) diserap oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem peredaran darah. Umumnya sari masakan diserap ketika mencapai selesai usus halus. Sisa masakan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.
Usus Besar
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, contohnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat basil Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa masakan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, basil E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa masakan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena badan memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar. Usus besar terdiri dari cuilan yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), cuilan mendatar, cuilan menurun, dan berakhir pada anus. Perjalanan masakan hingga di usus besar sanggup mencapai antara empat hingga lima jam. Namun, di usus besar masakan sanggup disimpan hingga 24 jam. Di dalam usus besar, feses di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan peristalsis inidikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Struktur usus besar terdiri dari:
1. Usus buntu
2. Kolon asedens (kolon naik)
3. Kolon transversum (kolon datar)
4. Kolon desendens (kolon turun)
5. Rektum. Tempat menyimpan feses sebelum dikeluarkan melalui anus.
Anus
1. Usus buntu
2. Kolon asedens (kolon naik)
3. Kolon transversum (kolon datar)
4. Kolon desendens (kolon turun)
5. Rektum. Tempat menyimpan feses sebelum dikeluarkan melalui anus.
Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Fungsi utama anus yakni sebagai alat pembuangan feses melalui proses defekasi (buang air besar). Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada cuilan rectum. Di anus terdapat otot sphinkter, rektum, dan vena. Fungsi otot sphinkter yakni untuk membuka atau menutup anus. Sedangkan fungsi rektum yakni untuk menyimpan feses sementara waktu.Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses sanggup terdorong ke luar anus.
PROSES PENCERNAAN MAKANAN DALAM SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah masakan memakai gigi dan pencernaan kimiawi memakai enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah masakan dalam verbal yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa gampang dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan sanggup turun ke lambung lantaran adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, masakan akan melalui proses pencernaan kimiawi memakai zat/enzim sebagai berikut:
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan sanggup turun ke lambung lantaran adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, masakan akan melalui proses pencernaan kimiawi memakai zat/enzim sebagai berikut:
1. Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
2. Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
3. HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus.
4. Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.
Setelah masakan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam, masakan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas:
1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2. Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah renta di hati. Empedu merupakan hasil ekresi di dalam hati. Zat warna empedu menawarkan ciri warna cokelat pada feses.
Selanjutnya masakan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan aneka macam enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses perembesan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan sanggup pribadi diserap oleh usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, contohnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat basil Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa masakan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, basil E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa masakan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena badan memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar. Selanjutnya sisa-sisa masakan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar.
GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam, di antaranya masakan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ pencernaan.
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang sanggup terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang sanggup terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:
Gastritis
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga lantaran kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.
Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi tanggapan infeksi virus pada hati. Virus sanggup masuk ke dalam badan melalui air atau makanan.
Diare
Diare terjadi lantaran adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya yakni penderita memakan masakan yang mengandung basil atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju masakan meningkat dan usus tidak sanggup menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, tanda-tanda tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi basil Shigella pada dinding usus besar.
Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” yakni keadaan yang dialami seseoang dengan tanda-tanda fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya perembesan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan jelek yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi masakan berserat. Oleh lantaran itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air sanggup mencegah gangguan ini.
Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi lantaran peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi basil pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.
Maag
Orang yang mengalami maag mempunyai ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu lantaran pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
Keracunan
Keracunan masakan sanggup terjadi lantaran efek beberapa basil semisal basil Salmonela yang menimbulkan penyakit demam tipus dan paratipus.
Tukak Lambung
Tukak lambung yakni salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung sanggup disebabkan oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang kesudahannya sanggup merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.
Malnutrisi (kurang gizi)
Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai pola yakni kwashiorkor, yakni penyakit tanggapan kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak
0 Response to "Sistem Pencernaan"
Posting Komentar